Jumat, 14 Juli 2017

Dari Mata Ke Mata : Pola Pikir Terhadap Anjing Bali Harus Diubah!




Menjelang perhelatan Buleleng menjadi tuan rumah world rabies day atau hari rabies dunia tingkat nasional.Kegiatan dimaksud memacu Pemerintah Kabupaten Buleleng, bersama pemerintah pusat berdiskusi membahas dan meminimalisir kasus gigitan anjing rabies. Didukung Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI, di Lovina 20-22 Oktober mendatang. Momentum world rabies day, mengingatkan seluruh kalangan masyarakat apabila rabies masih ada, dan perlu kewaspadaan lima tahun mendatang.

Kepala Bidang Kesehataan Hewan Distanak Buleleng Drh. Wayan Susila seizin Kadistanak Buleleng Ir. Nyoman Swatantra, mengatakan, pelayanan vaksinasi tetap digalakkan khususnya menyasar anak-anak anjing terlantar. Beberapa daerah kecamatan kini menjadi perhatian pemerintah yakni, Kecamatan Sawan, Kubutambahan, Buleleng, Banjar, dan Sukasada. Pola perilaku dan pemeliharaan anjing perlu dirubah ma
syarakat. Ke depannya tidak ada istilah anjing diliarkan tanpa tuan rumahnya. “Kita ketahui melalui world rabies day, sebagai program pemerintah pusat dan Buleleng berkesempatan tampil sebagai tuan rumah. Kasus di setiap kabupaten kota di Bali kian meningkat, dan syukurnya pemerintah pusat ikut memperhatikan masalah ini di daerah-daerah,” ujar Susila belum lama ini.

Lima tahun ke depan diperlukan langkah nyata dalam menjaga keberadaan anjing ras Bali. Kata Susila, Distanak Buleleng tidak akan memusnahkan anjing Bali. Ia bahkan mengajak masyarakat supaya tampil dan aktif menjaga, memelihara dan menyayangi anjing dengan tulus. Hal penting lainnya adalah dengan rutin memvaksin, dan tidak sembarangan meliarkan anjing. Ia menekankan anjing Bali terkenal di dunia sebagai anjing penjaga, setia dan memiliki bulu halus, khususnya anjing Bali ras Kintamani Bangli.

Perawatan anjing ras Bali bahkan sangat mudah dibandingkan anjing-anjing ras campuran lainnya.
“Saya rasa tindakan eliminasi anjing itu, tidaklah kontraproduktif terhadap keberadaan anjing ras Bali. Intinya pemerintah tidak pernah memiliki keinginan, tidak ada anjing. Kita tidak ingin tidak ada anjing Bali, tapi bagaimana kita bisa merubah perilaku. Nah kalau anjing diliarkan, tentu kita harus mulai berpikir memelihara anjing dengan baik, dan tidak membahayakan keselamatan orang lain,” tandasnya. (dkm)

sumber artikel : http://balieditor.com/masyarakat-diminta-ubah-pola-pemeliharaan-anjing-ras-bali/
sumber foto : http://balieditor.com/wp-content/uploads/2015/10/001.jpg

0 komentar:

Posting Komentar