Rabu, 12 Juli 2017

Sang Penuntun Dharmawangsa

widnyanasudibya 2010
Dalam cerita Mahabarata
Dikisahkan selama dalam perjalanan menuju puncak gunung Mahameru, Panca Pandawa melakukan “ Bhrasta Yoga”  yaitu suatu ajaran Yoga untuk melepaskan diri dari badan kasar menuju alam “ Sunia”.
Panca Pandawa beserta Dewi Drupadi meninggal sebelum dipuncak Gunung Mahameru, hanya Yudistira lah yang masih hidup, akan tetapi ada sebuah anjing (Asu) yang menuntun Yudistira hingga ke puncak Mahameru, Kesetiaanya terhadap Yudistira hingga menuntunnya ke puncak mahameru membuat kesetiaan anjing melebihi kesetiaan binatang yang lain.

Tetapi anjing itu tak diterima oleh Dewa Indra yang beristana di surga, terjadilah percakapan antara Dewa Indra dengan Yudistira yang Bijaksana, pada akhirnya anjing itu diberikan masuk oleh dewa indra ke Surga.
tetapi Anjing itu berubah menjadi Sang Hyang Dharma, yaitu Dewa Kebenaran.

Anjing tadi yang merupakan simbol dari karma (perbuatan baik dan buruk) dari hidup seseorang.
Lebih dari itu beberapa orang juga menafsirkan keberhasilan anjing mencapai puncak sebagai simbol dari pentingnya loyalitas yang tulus, karena loyalitas tadi merupakan sebuah tindakan yang sangat baik, dan merupakan syarat yang layak bagi seseorang untuk masuk Swargaloka (Surga).

Jadi kesimpulannya, cerita ini merupakan simbol bagaimana seseorang dapat mencapai surga, apa yang harus dibuangnya dan apa yang akan hilang dari dirinya. Satu-satunya yang akan membuat seseorang mampu mencapai surga adalah perbuatan baik dan jiwa suci dan bijaksana yang dimiliki seseorang.

Masih ada yang mau menghakimi anjing?
#SaveKulukBali

0 komentar:

Posting Komentar