Rabies Di Bumi Pertiwi

Kata rabies berasal dari bahasa Sanskerta kuno rabhas yang artinya melakukan kekerasan/kejahatan. Dalam bahasa Yunani, rabies disebut Lyssa atau Lytaa yang artinya kegilaan. Dalam bahasa Jerman, rabies disebut tollwut yang berasal dari bahasa Indojerman Dhvar yang artinya merusak dan wut yang artinya marah. Dalam bahasa Prancis, rabies disebut rage berasal dari kata benda robere yang artinya menjadi gila.

Konservasi Anjing

Banyak dari kita tidak memperdulikan keseimbangan ekosistem anjing,dari tahun ketahun populasi anjing menurun dan meningkat. Akan tetapi anjing liar yang kita ketahui berbeda dengan anjing jenis lainnya,Sekarang hanya ada sekitar 5.000 hingga 6.000 ekor anjing liar yang hidup di alam liar.

Kisah Cerita

Belajar konservasi anjing dengan menemukan inti sari melalui sebuah cerita dan selalu meningkatkan pemahaman sekaligus kecintaan terhadap anjing.

Dari Mata Ke Mata

Mata sebagai indra pelihat semua yang terekspos di muka bumi ini, baik dan buruk kita lihat,belajar dari dari tindakan dan reaksi kita terhadap anjing tersebut.

Selasa, 25 Juli 2017

Pengertian Rabies (Penyakit Anjing Gila)

Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.

Etimologi

Kata rabies berasal dari bahasa Sanskerta kuno rabhas yang artinya melakukan kekerasan/kejahatan.Dalam bahasa Yunani, rabies disebut Lyssa atau Lytaa yang artinya kegilaan. Dalam bahasa Jerman, rabies disebut tollwut yang berasal dari bahasa Indojerman Dhvar yang artinya merusak dan wut yang artinya marah. Dalam bahasa Prancis, rabies disebut rage berasal dari kata benda robere yang artinya menjadi gila.

Sejarah

Rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah perabadan manusia.Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan pada Kode Mesopotamia yang ditulis 4000 tahun lalu serta pada Kode Babilonia Eshunna yang ditulis pada 2300 SM. Democritus pada 500 SM juga menuliskan karakteristik gejala penyakit yang menyerupai rabies.
Aristotle, pada 400 SM, menulis di Natural History of Animals edisi 8, bab 22 

Hippocrates, Plutarch, Xenophon, Epimarcus, Virgil, Horace, dan Ovid adalah orang-orang yang pernah menyinggung karakteristik rabies dalam tulisan-tulisannya. Celsius, seorang dokter pada zaman Romawi, mengasosiasikan hidrofobia (ketakutan terhadap air) dengan gigitan anjing, pada tahun 100 Masehi. Cardanus, seorang penulis zaman Romawi menjelaskan sifat infeksi yang ada di air liur anjing yang terkena rabies. Para penulis Romawi zaman itu mendeskripsikan rabies sebagai racun, yang mana adalah kata Latin bagi virus. Pliny dan Ovid adalah orang yang pertama menjelaskan penyebab lain dari rabies, yang saat itu disebut cacing lidah anjing (dog tongue worm). Untuk mencegah rabies pada masa itu, permukaan lidah yang diduga mengandung "cacing" dipotong. Anggapan tersebut bertahan sampai abad 19, ketika akhirnya Louis Pasteur berhasil mendemonstrasikan penyebaran rabies dengan menumbuhkan jaringan otak yang terinfeksi pada tahun 1885.Goldwasser dan Kissling menemukan cara diagnosis rabies secara modern pada tahun 1958, yaitu dengan teknik antibodi imunofluoresens untuk menemukan antigen rabies pada jaringan.

Penyebab

Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi  Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang.Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan 
Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus rabies. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.

Manifestasi Klinis



seorang penderita virus rabies
Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai  bulan pada manusia  Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa, luka di atas daerah bahu (kepala, muka, leher), luka pada jari tangan atau kaki, luka pada kelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak. Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar tangan, badan, dan kaki.
Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium:

Stadium prodromal

Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening (nausea), dan lain sebagainya.

Stadium sensoris

Dalam stadium sensoris penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi), dilatasi pupil, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.

Stadium eksitasi

Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.

Stadium paralitik

Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.
Karena durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya keempat stadium di atas tidak dapat dibedakan dengan jelas. Gejala-gejala yang tampak jelas pada penderita di antaranya adanya nyeri pada luka bekas gigitan dan ketakutan pada air, udara, dan cahaya, serta suara yang keras. Sedangkan pada hewan yang terinfeksi, gelaja yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ekor dilengkungkan di bawah perut.

Diagnosis

Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi. Satu-satunya uji yang menghasilkan keakuratan 100% terhadap adanya virus rabies adalah dengan uji antibodi fluoresensi langsung (direct fluorescent antibody test/ dFAT) pada jaringan otak hewan yang terinfeksi.Uji ini telah digunakan lebih dari 40 tahun dan dijadikan standar dalam diagnosis rabies.Prinsipnya adalah ikatan antara antigen rabies dan antibodi spesifik yang telah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan berpendar sehingga memudahkan deteksi.Namun, kelemahannya adalah subjek uji harus disuntik mati terlebih dahulu (eutanasia) sehingga tidak dapat digunakan terhadap manusia. Akan tetapi, uji serupa tetap dapat dilakukan menggunakan serum, cairan sumsum tulang belakang, atau air liur penderita walaupun tidak memberikan keakuratan 100%..Selain itu, diagnosis dapat juga dilakukan dengan biopsi kulit leher atau sel epitel kornea mata walaupun hasilnya tidak terlalu tepat sehingga nantinya akan dilakukan kembali diagnosis post mortem setelah hewan atau manusia yang terinfeksi meninggal.

Penanganan


Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama.
Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus. Orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies akan diberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan vaksin. Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di daerah pinggang. Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan. Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya virus rabies akibat bekas gigitan. Sisa suntikan diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28.Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan vaksin.


Pencegahan

Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal) 

Langkah-langkah untuk mencegah rabies bis


a diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:[16]

  • Dokter hewan.
  • Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi.
  • Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan 
  • Para penjelajah gua kelelawar.
Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.

 Sumber Artikel :https://id.wikipedia.org/wiki/Rabies
Sumber Foto :https://tse4.mm.bing.net/th?id=OIP.ZyOTc39Q1P6PL1nWjLQBEAD6D5&pid=15.1&P=0&w=300&h=300http://dogsaholic.com/wp-content/uploads/2015/06/Rabies-symptoms-in-dogs.jpg

Senin, 24 Juli 2017

Surat Anjing Surga yang Tak Terduga

Luke Westbrook sangat kehilangan anjing beagle-nya bernama Moe yang meninggal dunia. Namun bocah berumur 3 tahun itu percaya bahwa Moe berada di surga para anjing dan hidup bahagia di sana, sehingga ia tak tenggelam dalam kesedihan berlarut-larut, hanya kerinduan pada Moe tak kuasa ditahannya. Maka Luke dibantu ibunya, Mary Westbrook, menulis surat bagi Moe di surga.



Surat tersebut dialamatkan pada “Moe Westbrook, Doggie Heaven, Cloud 1” dan dikirim dari rumah mereka di Norfolk, Virginia. Sebagai ibu, Mary tak ingin mengecewakan Luke, maka Mary pun kemudian mengeposkan surat tersebut. Ia tahu, kantor pos pun akan bingung mengantar surat ke Surga Anjing, tapi Mary tetap mengirim surat Luke.

Setelah surat tersebut terkirim dari kotak suratnya, Luke lega. Rasa rindu pada Moe yang telah 13 tahun menjadi bagian dari keluarga Westbrook terlunaskan. Luke tak lagi merenung menatap jendela membayangkan Moe di surga sedang memikirkan dirinya, karena kini Moe tahu bahwa Luke selalu merindukannya. Luke ingin Moe tenang dan bahagia di surga.



Kejadian mengejutkan terjadi 2 minggu kemudian, bahkan membuat Mary terperanjat ketika ia menerima sepucuk surat yang ditujukan pada Luke, dengan nama pengirim Moe! Ya, surat Luke dibalas oleh Moe! Bagaimana bisa? Hingga saat ini Mary pun tak mengerti. Namun surat itu begitu membahagiakan Luke, dimana Moe menuliskan bahwa ia berada di surga anjing. Ia bahagia dan selalu bermain sepanjang hari. Moe juga berterima kasih pada Luke yang telah menjadi teman terbaiknya. Tak lupa, Moe menyatakan jika ia menyayangi Luke.

Mary tak berusaha memecahkan misteri surat Moe. Seperti Luke, ia pun merasa bahagia hingga meneteskan air mata mendapat surat dari Moe. Ia mengaku dirinya pun selalu merindukan Moe setiap hari, dan Mary membiarkan kebahagiaan dari surat tersebut dimiliki olehnya dan Luke seumur hidup.

Sumber Artikel : http://www.petnyaku.com/pet-stories/bocah-3-tahun-menulis-surat-untuk-anjingnya-di-surga-2-minggu-kemudian-ia-mendapat-balasan/
Sumber Foto :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGaxn-w2Y8NxYQfCgaO0Bmmki8FKVmmqbCmEIm1Y_LOV721H28jjkG_41ZlujiMxAKyniZc0m8kuHaE5bFqQkHMlmK41ZEhMmwB9YzFcPM52yIp4DIwuBOyjFhrcHG7IKUAPBQrPsTA-0b/s1600/2993A5BE00000578-0-image-a-2_1434145356114.jpg
https://static1.squarespace.com/static/53c5241ee4b00a24507d38aa/t/55955563e4b018e59d2c09e4/1435850095199/
http://itsallaboutdogs.com/wp-content/uploads/2015/06/Moe-Westbrook.jpg

Sabtu, 22 Juli 2017

UU Konservasi Satwa Liar (Patut Diketahui)

"Payung Hukum" terhadap konservasi telah diberlakukan dari tahun 1990.
Dalam UU RI No. 5 Tahun 1990
tentang "Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya"
Menimbang:
bahwa sumber daya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya yang mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa depan;

bahwa pembangunan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada hakikatnya adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang berkelanjutan sebagai pengamalan Pancasila;
bahwa unsur-unsur sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada dasarnya saling tergantung antara satu dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem.

bahwa untuk menjaga agar pemanfaatan sumber daya alam hayati dapat berlangsung dengan cara sebaik-baiknya, maka diperlukan langkah-langkah konservasi sehingga sumber daya alam hayati dan ekosistemnya selalu terpelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan serta melekat dengan pembangunan itu sendiri

bahwa peraturan perundang-undangan yang ada dan masih berlaku merupakan produk hukum warisan pemerintah kolonial yang bersifat parsial, sehingga perlu dicabut karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum dan kepentingan nasional.

bahwa peraturan perundang-undangan produk hukum nasional yang ada belum menampung dan mengatur secara menyeluruh mengenai konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
bahwa sehubungan dengan hal-hal di atas, dipandang perlu menetapkan ketentuan mengenai konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dalam suatu undang-undang.
Mengingat:
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2823);
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);
Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988 (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3368);
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299).
Dalam UU No. 32 Tahun 2009.


Sumber Artikel :https://alamendah.org/peraturan-hukum/undang-undang/uu-no-5-tahun-1990-tentang-konservasi-sumber-daya-alam-hayati-dan-ekosistem/
Sumber Foto : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLJmSOrNSYaDC0EOWW87-6-ar8sb6mXb8u5Ou5tptv287hhJ88Kntn_ibKFAT9H9W8vEvuYT-ghpUptbQpUeAqI8qju_OzGywHSdbwZZAYj7OpTnBO_h5ulrYvvTaVpZdeXnEiDhi5os8/s640/Lindungi+Flora+dan+Fauna.jpg

Kesetian yang Tak Ternilai " Chūken Hacikō "

Hachikō (ハチ公?) (10 November 1923-8 Maret 1935) adalah seekor anjing jantan jenis Akita Inu kelahiran Ōdate, Prefektur Akita. Ia terus dikenang sebagai lambang kesetiaan anjing terhadap majikan. Setelah majikannya meninggal, Hachikō terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun Shibuya, Tokyo.
Julukan baginya adalah Hachikō Anjing yang Setia (忠犬ハチ公 Chūken Hachikō). Patung Hachikō di depan Stasiun Shibuya telah menjadi salah satu marka tanah di Shibuya. Sewaktu membuat janji untuk bertemu di Shibuya, orang sering berjanji untuk bertemu di depan patung Hachikō.

Kisah hidup

Lahir 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Ōdate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam, Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo.

Hachi menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburō Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Profesor Ueno waktu itu berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara Hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun semuanya tidak berumur panjang. Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, S dan John. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Store
Ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergian majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari, bersama S dan John, Hachi kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Di petang hari, Hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput.

Pada 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, dan tidak mau makan selama 3 hari. Menjelang hari pemakaman Profesor Ueno, upacara tsuya (jaga malam untuk orang meninggal) dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi masih tidak mengerti Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani John dan S, ia pergi juga ke stasiun untuk menjemput majikannya.
Nasib malang ikut menimpa Hachi karena Yae harus meninggalkan rumah almarhum Profesor Ueno. Yae ternyata tidak pernah dinikahi secara resmi. Hachi dan John dititipkan kepada salah seorang kerabat Yae yang memiliki toko kimono di kawasan Nihonbashi. Namun cara Hachi meloncat-loncat menyambut kedatangan pembeli ternyata tidak disukai. Ia kembali dititipkan di rumah seorang kerabat Yae di Asakusa. Kali ini, kehadiran Hachi menimbulkan pertengkaran antara pemiliknya dan tetangga di Asakusa. Akibatnya, Hachi dititipkan ke rumah putri angkat Profesor Ueno di Setayaga. Namun Hachi suka bermain di ladang dan merusak tanaman sayur-sayuran.
Pada musim gugur 1927, Hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang menjadi tukang kebun bagi keluarga Ueno. Rumah keluarga Kobayashi terletak di kawasan Tomigaya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya. Setiap harinya, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi terlihat menunggu kepulangan majikan di Stasiun Shibuya.

Pada tahun 1932, kisah Hachi menunggu majikan di stasiun mengundang perhatian Hirokichi Saitō dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang. Prihatin atas perlakuan kasar yang sering dialami Hachi di stasiun, Saitō menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Publik Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu kepulangan majikan. Setelah Hachi menjadi terkenal, pegawai stasiun, pedagang, dan orang-orang di sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula, akhiran (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang memanggilnya Hachikō.

Sekitar tahun 1933, kenalan Saitō, seorang pematung bernama Teru Andō tersentuh dengan kisah Hachikō. Andō ingin membuat patung Hachikō. Setiap hari, Hachikō dibawa berkunjung ke studio milik Andō untuk berpose sebagai model. Andō berusaha mendahului laki-laki berumur yang mengaku sebagai orang yang dititipi Hachikō. Orang tersebut menjual kartu pos bergambar Hachikō untuk keuntungan pribadi. Pada bulan Januari 1934, Andō selesai menulis proposal untuk mendirikan patung Hachikō, dan proyek pengumpulan dana dimulai. Acara pengumpulan dana diadakan di Gedung Pemuda Jepang (Nihon Seinenkan), 10 Maret 1934. Sekitar tiga ribu penonton hadir untuk melihat Hachikō.

Patung perunggu Hachikō akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan disaksikan sendiri oleh Hachikō bersama sekitar 300 hadirin. Andō juga membuat patung lain Hachikō yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada 10 Mei 1934, patung tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohito dan Permaisuri Kōjun

Selepas pukul 06.00 pagi, tanggal 8 Maret 1935, Hachikō, 13 tahun, ditemukan sudah tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Tempat tersebut berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Hachikō biasanya tidak pernah pergi ke sana. Berdasarkan otopsi diketahui penyebab kematiannya adalah filariasis

Upacara perpisahan dengan Hachikō dihadiri orang banyak di Stasiun Shibuya, termasuk janda almarhum Profesor Ueno, pasangan suami istri tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Biksu dari Myōyū-ji diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman Hachikō berlangsung seperti layaknya upacara pemakaman manusia. Hachikō dimakamkan di samping makam Profesor Ueno di Pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh Hachikō diopset, dan hingga kini dipamerkan di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Ueno, Tokyo.
 
Pada 8 Juli 1935, patung Hachikō didirikan di kota kelahiran Hachikō di Ōdate. tepatnya di depan Stasiun Ōdate. Patung tersebut dibuat serupa dengan patung Hachikō di Shibuya. Dua tahun berikutnya (1937), kisah Hachikō dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2 sekolah rakyat di Jepang. Judulnya adalah On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).
Pada tahun 1944, di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, patung perunggu Hachikō ikut dilebur untuk keperluan perang. Patung pengganti yang sekarang berada di Shibuya adalah patung yang selesai dibuat bulan Agustus 1948. Patung tersebut merupakan karya pematung Takeshi Andō, anak laki-laki Teru Andō.

Pintu keluar Stasiun JR Shibuya yang berdekatan dengan patung Hachikō disebut Pintu Keluar Hachikō. Sewaktu didirikan kembali tahun 1948, patung Hachikō diletakkan di bagian tengah halaman stasiun menghadap ke utara. Namun setelah dilakukan proyek perluasan halaman stasiun pada bulan Mei 1989, patung Hachikō dipindah ke tempatnya yang sekarang dan menghadap ke timur.

Film Hachikō Monogatari karya sutradara Seijirō Kōyama mulai diputar di Jepang, Oktober 1987. Pada bulan berikutnya diresmikan patung Hachikō di kota kelahirannya, Ōdate. Monumen peringatan ulang tahun Hachikō ke-80 didirikan 12 Oktober 2003 di lokasi rumah kelahiran Hachikō di Ōdate. Sebuah drama spesial tentang Hachikō ditayangkan jaringan televisi Nippon Television pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita). Pada tahun 2009 film Hachiko: A Dog's Story karya sutradara Lasse Hallström mulai diputar dan dibintangi oleh Richard Gere dan Joan Allen.


Sumber Artikel : https://id.wikipedia.org/wiki/Hachik%C5%8D
Sumber Foto :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhMiicNjPD7B7fR_lbL6DsMcKTbXR27YP4HFSKsA_UHsHfxRPWEBY_cXWhHBEsN-Exee3l9GIKCdLHdszV2lqHZ3d4z2tpN9s6fzao5dibQ1MW6hP6IlswHgZWTIufI30q66dcc5C1-tM/s1600/hachiko_a_dogs_story_xlg.jpg
https://static1.squarespace.com/static/56e5bbae2b8dde4bafbe860a/t/57ebecdae58c620756793a21/1475079390106/?format=300w
http://www.rantpets.com/wp-content/uploads/2015/11/hachiko.jpg

Sumber Video : https://www.youtube.com/watch?v=fJxgu8TtIWI

Kamis, 20 Juli 2017

Dimana Dilakukan Konservasi Terhadap Anjing?

Konservasi terhadap anjing sangat berbeda dengan yang lainnya, karena anjing memiliki habitat tersendiri, akan tetapi kebanyakan anjing berada di hutan yang agak basah, karena memungkinkan anjing untuk mendapatkan makanan/buruan.

Lain juga halnya dengan Anjing Liar Afrika, yang menetap di hutan stepa, yang kering dan banyak rumput rumput liar, tak memungkiri Anjing Liar Afrika dapat terus berkembang disana, pemerintah setempat pun sudah melakukan konservasi, salah satu tokoh yang tergerak untuk melakukan konservasi terhadap anjing ini adalah Jhon Lemon, seorang aktivis konservasi yang berasal dari australia, dia melakukan perjalan Australia - Afrika demi konservasi yang ia lakukan untuk Anjing Liar Afrika ini.
Desa Kintamani

Kita menuju Indonesia, kali ini dimanakah letak konservasi anjing langka di Indonesia?
Ada empat tempat yang dapat kita jumpai konservasi anjing di Indonesia :
1. Taman Nasional Gunung Leuser
2. Taman Nasional Bromo (Pasuruan) 
3. Desa Kintamani
4. Pulau Papua


Anjing Kintamani
    Taman Nasional Gunung Leuser dan Bromo,dapat kita jumpai Ajag yaitu anjing yang asli berasal dari Indonesia, diartikel sebelumnya saya sempat menceritakan tentang Ajag.
Bergeser ke sebelah timur Pulau Jawa, terdapat Pulau Bali yang sangat indah, Indonesia juga memiliki anjing asli selain Ajag yaitu Anjing Kintamani, yang berada di Kintamani,Bangli.
Anjing itu memiliki corak tersendiri, bulunya yang lebat memungkinkan Anjing Kintamani bertahan hidup di wilayah Kintamani yang cuacanya cukup dingin. akan tetapi akhir akhir ini Anjing Kintamani dan anjing lainnya dijadikan makanan yang disebut "RW" kejadian ini sempat meresahkan warga, banyak anjing mereka yang hilang, banyak yang berfikiran bahwa anjing mereka yang hilang sudah menjadi santapan orang orang.
Kita bergeser lagi ke sebelah timur di negeri kita yaitu Papua, disana terdapat anjing yang mendapatkan status "Konservasi" sama seperti ajag, populasi anjing ini tak banyak seperti anjing lainnya, lebih sedikit dari pada Anjing Kintamani, tak ada yang tahu dimana dia berada, dulu sempat dinyatakan hila
ng tanpa kabar selama 25 tahun.

Sumber Foto: http://2.bp.blogspot.com/-_5s6rqR2Nps/UBJp5CgDTVI/AAAAAAAAAEE/NzGWVphHWrs/s1600/IMG_4771.JPG https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSCj02zhkvYX4zz8mDxi4jZr5unlqk1jxJ-WrQy8pyZIhb8zLTX


Selasa, 18 Juli 2017

"Jhon Lemon" Sang Aktivis Konservasi Anjing Liar

ABC Radio Australia
Satu abad yang lalu ada 500.000 anjing liar Afrika atau African Panted dog di 39 negara di seluruh Afrika.
Sekarang hanya ada sekitar 5.000 hingga 6.000 ekor anjing liar yang hidup di alam liar.
Petugas Kebun Binatang Perth, John Lemon telah mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan anjing liar ini.
"Ketika saya di sini bukan di kebun binatang, saya berada di Afrika, itulah hidup saya," pendiri Painted Dog Conservation Incorporated kepada ABC Radio Perth.
"Aku mengaku saya adalah orang yang gila kerja tapi saya benar-benar ingin berusaha dan menyelamatkan satu spesies binatang saja dalam hidup saya yang singkat.

John Lemon membagi waktunya antara bekerja di kebun binatang Perth dan proyek konservasi di Afrika bagian Selatan.
Supplied: Perth Zoo

Mengapa anjing liar Afrika?

Bagi banyak pengunjung kebun binatang, kandang anjing Afrika bukan merupakan daya tarik utama.
Pola bercak kotor di bulu mereka, telinganya yang besar dan penampilan seperti anjing rumahan pada umumnya jika bukan terlihat eksotik pasti lucu, tapi John Lemon mengatakan kita tidak boleh menilai sesuatu dari kulit luarnya saja.
Jhon Lemon bersama dua rekannya
"Tapi kepedulian, sifat sosial mereka yang benar-benar telah memikat saya.”
"Mereka akan menjaga rekannya yang lemah, yang sedang sakit atau terluka.”
"Saya pernah melihat anjing liar ini hanya memiliki dua kaki karena kakinya terputus akibat jerat di alam liar namun masih mampu bertahan karena kawanan mereka kembali dan memberinya makan. "



Bulu mereka mungkin memiliki pola yang terlihat kotor tapi setiap pola itu unik sebagaimana sidik jari manusia, sementara kuping tegak mereka membantu mereka berkomunikasi.Anjing liar Afrika atau Painted dogs sebagai bagian dari program pengembangbiakan di Kebun Binatang Perth.
"Mereka menggunakannya untuk komunikasi sosial seperti yang kita lakukan dengan tangan kita," kata Lemon.
Mereka juga merupakan spesies yang berbeda.
"Mereka adalah satwa yang tidak diunggulkan, mereka bahkan tidak terkait erat dengan anjing domestik," kata Lemon.
"Mereka memiliki genus mereka sendiri yang terpisah.




Cita-cita sejak kecil

John Lemon dibesarkan di Dubbo, rumah dari Kebun Binatang Taronga Western Plains.
Pada kunjungan pertamanya ia mengatakan ia memutuskan hidup bersama hewan sebagai masa depannya.
"Saya pergi ke kebun binatang itu pada 28 Februari 1977 di kursi depan mobil pacar kakakku untuk menghadiri pembukaan kebun binatang Western Plains Zoo dan saya berkata, 'Saya ingin bekerja di sini satu hari".

"Seluruh hidup saya ditujukan untuk mencapai cita-cita itu - dan saya berhasil mewujudkannya."
Pada tahun 2000 ia adalah pengawas senior untuk karnivora dan primata di Dubbo dan telah cukup sukses mengembang biakan anjing liar Afrika di kebun binatang itu.
"Pada tahun 2000 saya beruntung memenangkan beasiswa untuk melakukan perjalanan ke Afrika, dan saya memutuskan saya harus berbuat lebih banyak.

"Jadi prioritas saya adalah saya berhenti dari pekerjaan saya yang bergaji tinggi, dan mengatakan kepada istri saya: 'saya akan menjual segala sesuatu, apakah kamu bersedia mendukung saya? Saya akan pergi ke Afrika dan membangun pusat rehabilitasi terbesar? dan kamp alam liar bagi anak-anak khusus untuk mendidik mereka mengenai satu spesies dimana saja di dunia '.
"Dan saya melakukannya di Zimbabwe."

Hidup antara Perth dan Afrika

Konservasi Anjing Liar Afrika berbadan hukum milik John Lemon didirikan pada tahun 2003.
Lembaga nirlaba ini sekarang menjalankan dua program di Zimbabwe, tiga di Zambia dan satu di Namibia - dan mereka mulai melihat hasilnya.
"Khususnya di Zimbabwe, di daerah kami bekerja ada sekitar 350 ekor anjing liar ketika kami memulai program ini, sekarang ada sekitar 750-800 ekor," kata Lemon.
"Jadi ada hasil langsung dari pekerjaan kami."


Sebagai bagian dari program ini, pekerja konservasi menghabiskan waktu dengan petani mendidik mereka bahwa anjing-anjing ini bukan ancaman bagi ternak mereka.
Mereka juga berusaha untuk memerangi perburuan dan membujuk masyarakat lokal bahwa melestarikan satwa liar ini dapat meningkatkan pariwisata.




"Apa yang kita harus lakukan adalah menciptakan alternatif dan menunjukkan kepada mereka bahwa satwa liar mereka adalah masa depan, dan bahwa tanpa satwa liar, orang tidak akan datang ke Afrika untuk mengunjungi."
 
John Lemon mengatakan ia berencana mengabdikan sisa hidupnya untuk anjing liar Afrika.
"Anjing-anjing ini telah ada selama 13 juta tahun, naumn mereka mungkin akan punah dalam masa hidup saya yang singkat.”
"Jika saya mampu mencegahnya, maka saya telah mampu melakukan pencapaian yang sangat baik semasa hidup saya dan itulah dunia yang ingin saya warisi.”

Diterjemahkan pukul 09 :00 WIB, 20/3/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.

Sumber Artikel :http://m.metrotvnews.com/abc/read/2017/03/20/8368122
 Sumber Foto : http://www.australiaplus.com/cm/rimage/8367896-16x9-medium.jpg?v=2%20460w
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSNGUuHBSHONmYeGZTd2WRlkPLxoELWLTIio1Q_S4SmkFj4veUT8w
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxMTEhUTExMVFhUXFxgZGBgYGBYYFxcYGRgXFxcVGBcYHSggGBom
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSrI7uatm0BIPs3G31rokWi1y5CDgAqtlgPVIeT_IT_1O3PVCph

Minggu, 16 Juli 2017

Mengapa Dilakukan Konservasi Terhadap Anjing?

Ini akan membuktikan bahwa "Anjing" termasuk dalam Satwa Konservasi
dari tahun ketahun populasi anjing menurun dan menungkat, di Indonesia sendiri, memiliki Ajag dan Anjing Kintamani  yang merupakan anjing asli Indonesia, hanya Ajag yang bisa dikatakan Satwa Konservasi, informasi yang dapat kita ambil adalah  Ajag termasuk salah satu binatang langka di Indonesia yang populasinya semakin menurun dan terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, anjing hutan asli Indonendangered (Terancam Punah).
esia ini dikategorikan dalam status konservasi
Infomasi dari IUCN Redlist ini menguatkan bahwa Ajag tak lagi seperti dulu, populasinya kini kian menurun, dan pemerintah tetap gencar melakukan kegiatan konservasi ini.

Melainkan tentang Ajag, Bagaimana dengan Anjing Kintamani?
Belum ada sumber yang mengatakan Anjing Kintamani berada dalam status Satwa Konservasi.
tetapi program penelitian yang dilakukan oleh salah satu Universitas di Bali, yaitu UNDIKSHA, saya mendapatkan kesimpulan bahwa program tersebut bertujuan untuk mempertahankan keberadaan anjing kintamani di tanah dewata dan mengembalikan pemikirian terhadap anjing kintamani yang dulu, karena dulu anjing kintamani dianggap sebagai teman sekaligus sahabat yang diajak keladang (sawah) tetapi sekarang anjing kintamani banyak yang dijadikan santapan atau ajengan "RW" yang membawa pengaruh begitu keras terhadap pemikiran masyarakat terhadap anjing dibali dan menjurus ke pariwisata.

Bagaimana sobat tertarikah terhadap konserasi anjing?
Yuk share informasi ini keteman teman kamu, agar menambah wawasan kita terhadap konservasi anjing.
Terimakasii


Ajag, Si Anjing Hutan yang Terancam Punah


Klasifikasi ilmiah: 
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Karnivora
Famili: Canidae
Genus: Cuon 
Spesies: Cuon alpinus 
Nama Indonesia:Ajag

Ajag (Cuon alpinus) adalah anjing hutan yang hidup di dataran Asia. Banyak yang beranggapan ajag sama dengan serigala (Canis lupus) , padahal meskipun hampir mirip, keduanya merupakan spesies yang telah berbeda pada tingkat genus. Bahkan dua subspesies ajag yakni Cuon alpinus javanicus dan Cuon alpinus sumatrensis merupakan anjing hutan asli (endemik) Indonesia yang mendiami pulau Sumatera dan Jawa.
Ajag termasuk salah satu binatang langka di Indonesia yang populasinya semakin menurun dan terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, anjing hutan asli Indonesia ini dikategorikan dalam status konservasi  endangered (Terancam Punah).

Ajag sering pula disebut ajak mempunyai nama ilmiah Cuon alpinus. Di dalam bahasa Inggris anjing hutan ini disebut sebagai “Dhole”, Asiatic Wild Dog, India Wild Dog, danRed Dog. Di Malaysia binatang ini dikenal sebagai anjing hutan. Di beberapa daerah di jawa hewan ini dikenal sebagai ‘asu kikik’.

Ciri-ciri dan Perilaku:
Ajag (Cuon alpinus) mempunyai panjang tubuh sekitar 90 cm dengan tinggi badan sekitar 50 cm. Anjing hutan ini mempunyai berat badan antara 12-20 kg. Ajag memiliki ekor yang panjang sekitar 40-45 cm.
Binatang langka dan terancam kepunahan asli Indonesia ini memiliki bulu berwarna coklat kemerahan kecuali pada bagian bawah dagu, leher hingga ujung perut yang berwarna putih dan ekornya yang berwarna kehitaman.

Ajag biasa hidup berkelompok yang terdiri atas 5-12 ekor, bahkan hingga 30 ekor. Namun pada situasi tertentu, anjing hutan yang langka ini dapat hidup soliter (menyendiri) seperti yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser. Ajag melakukan perburuan mangsa secara bersama-sama yaitu dengan mengejar mangsanya yang lebih besar seperti babi hutan, kijang, rusa, banteng, dan kerbau. Tikus, kelinci, kancil dan binatang kecil lainnya juga menjadi makanan kesukaan binatang langka ini.
Hewan ini termasuk hewan yang lebih aktif di malam hari (nokturnal), walaupun tidak sepenuhnya aktifitasnya dilakukan di malam hari. Suara lolongnya terdengar jelas dan keras sedang suara salakannya terdengar lembut, seperti mendengking pendek berulang-ulang (suara” kik-kik-kik”). Mungkin lantaran itu dibeberapa daerah di Jawa binatang langka ini disebut dengan ‘asu kikik’.

Habitat dan Populasi:
Ajag (Cuon alpinus) mendiami kawasan pegunungan dan hutan. Binatang langka ini biasa membuat sarang di gua-gua dan liang yang tersedia. Anjing hutan yang berbeda dengan serigala ini tersebar di kawasan Asia mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Russia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia ajag dapat ditemukan di pulau Sumatera dan Jawa.

Populasi ajag mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Populasinya di seluruh dunia diperkirakan sekitar 2.500 ekor. Karena penurunan populasi ini, ajag kemudian dikategorikan dalam status konservasi endangered (Terancam Punah) oleh IUCN Redlist sejak 2004. Selain itu CITES juga memasukkan dalam daftar Apendix II.

Penurunan populasi ini terutama disebabkan oleh rusaknya hutan sebagai habitat ajag, berkurangnya hewan buruan (mangsa) ajag, dan perburuan liar. Di beberapa wilayah, ada pula yang kelebihan populasi ajag sebagai akibat dari tidak adanya predator pesaing yang membuat ajag sebagai predator tertinggi dalam ekosistem tersebut seperti yang terjadi di Taman Nasional Baluran.


Meskipun pernah dianggap sebagai binatang hama, karena selain memangsa binatang di kawasan hutan lindung, juga menyerang hewan ternak yang berkeliaran di tepi hutan , dan beberapa waktu yang lalu, kawanan ajag juga dianggap bertanggung jawab terhadap berkurangnya populasi rusa di Jawa Timur, seperti di Taman Nasional Baluran, namun binatang langka ini tetaplah sebuah aset buat bangsa Indonesia. Punahnya ajag, anjing hutan asli Indonesia, merupakan kerugian besar bagi kita semua.
 
Sumber Artikel : http://www.biodiversitywarriors.org/ajag-anjing-hutan-yang-terancam-punah.html
Sumber Foto : http://panduanwisata.id/files/2014/12/anjing-ajag-dari-str-tn.org_.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzVz7BM_B2uuHOFrJU9xs5mryWCYFWrL7dmW9eR90_-Iia1nnO981Ui2Mv9yZ3VvmzjMMhkUvC-RGkJrDDwDy6qq_cgjSTri1pBcG-JEKM9_JNFtQfxVpvyg1Ps_XqUv2zZT_c6QhU6YI/s1600/tumblr_mtysue9MEb1re1nvdo1_1280.jpg
walkthewilderness.net/wp-content/uploads/2014/11/Wild-Dog-in-Bandipur-Fjpg.jpg



Anjing Tutul Afrika (Lycaon pictus)

African Wild Dog (Lycaon pictus) – Anjing liar Afrika juga disebut anjing tutul atau anjing cape pemburu, mereka berkeliaran di dataran terbuka dan hutan yang jarang pepohonan sub-Sahara Afrika. 

Anjing liar Afrika adalah jenis binatang menyusui (Mamalia), status Karnivora (pemakan daging), rentang hidup rata-rata di alam bebas sampai dengan 11 tahun. Ukuran tubuh mereka, panjang 29,5-43 inchi (75 sampai 110 cm), berat:39,5-79 lbs (18 sampai 36 kg), status perlindungan terancam punah.

Hewan-hewan ini bertaring panjang dan hanya memiliki empat jari pada setiap kaki, tidak seperti anjing lainnya yang memiliki lima jari di kaki depan mereka. Nama latin anjing ini adalah “painted wolf”  yang berarti “serigala tutul”. Nama ini mengacu bahwa binatang ini memiliki warna yang tidak teratur, berbintik-bintik tutul pada bulu tubuhnya yang memiliki bercak merah, hitam, coklat, putih dan kuning. Setiap hewan ini memiliki pola mantel yang unik dan semuanya memiliki telinga yang besar dan bulat.

Anjing liar Afrika ini hidup dalam kelompok serigala yang biasanya didominasi atau dipimpin oleh pasangan yang paling kuat. Betina memiliki anak mulai 2 sampai 20 ekor anak anjing, yang dirawat oleh seluruh anggota kelompok. Anjing-anjing ini hidup sangat sosial dan kelompok mereka dikenal dalam berbagi makanan dan saling membantu bagi anggota yang lemah atau sedang sakit. Dalam berinteraksi sosial, anjing-anjing ini berkomunikasi dengan sentuhan, tindakan, dan vokalisasi.

Kawanan serigala Afrika ini berburu secara berkelompok dengan beranggotakan sekitar 6 sampai 20 ekor dan bahkan lebih pada setiap kelompok. Kelompok serigala yang beranggota lebih besar akan berburu antelop dan juga menangani mangsa-mangsa yang lebih besar seperti wildebeests, zebra dan lain-lain, terutama jika buruan besar mereka sedang sakit atau terluka. Selain itu anjing-anjing ini juga memangsa tikus dan burung.

Seiring perkembangan pemukiman manusia, serombongan serigala ini kadang-kadang juga memangsa ternak mereka, meskipun tidak menimbulkan kerugian yang parah. Sayangnya, kawanan serigala ini sering diburu dan dibunuh oleh para petani yang takut kehilangan hewan ternak mereka.

Kini anjing pemburu Afrika ini sedang terancam punah. Mereka menghadapi penyempitan habitat dalam mencari mangsa oleh pembukaan lahan pemukiman dan peternakan. Mereka juga cukup rentan terhadap penyakit yang disebarkan oleh hewan domestik seperti ternak dan anjing gembala.

Sumber Artikel : http://juragancipir.com/anjing-tutul-afrika-lycaon-pictus/
Sumber Foto : http://juragancipir.com/wp-content/uploads/2012/02/Anjing-liar-afrika1.jpg
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRMV_oW9QHJUUIjUvOUELarIGp5-yCOo9PSA5JRgTEXWOqyhjr2

5 Jenis Anjing yang Dilarang Ditangkarkan di Dunia

Di penghujung tahun 1980an, sebuah terjadilah sebuah serangan epidemis yang dilakukan oleh anjing jenis Pit bull, sehingga menyebabkan adanya pelarangan penangkaran dan pemeliharan anjing sejenis Pit Bull. Pada tahun 1991, Parlemen Inggris bahkan melarang beberapa jenis anjing lainnya yang diikuti pula oleh beberapa negara lain. Berikut adalah 5 jenis anjing yang dilarang menurut unikgaul.com:


1. Boerboel

 
Anjing jenis Boerboel ini berasal dari daratan Afrika Selatan, dan penampilannya hampir mirip dengan anjing Bull Mastiff. Nama Boerboel sendiri diambil dari bahasa Belanda yang artinya “Anjing Peternakan.” Boerboel merupakan hasil persilangan dari beberapa jenis anjing lokal yang ada di Afrika dan anjing penjaga, dan dibawa ke daratan Eropa, terutama Belanda, oleh para pendatang yang berasal dari Afrika.

Di akhir tahun 1920’an, sebuah perusahaan intan De Beers membawa anjing Bull Mastiff ke Afrika Selatan untuk menjaga tambang mereka, dari situlah terjadi perkembang biakan hingga menghasilkan jenis Boerboel. Jenis baru yang hebat sebagai penjaga, tidak terlalu agresif dan sangat lembut ketika berada di dekat anak-anak. Berat mereka mampu mencapai 150 pon, namun di Negara Denmark mereka tidak diperboleh untuk dijadikan sebagai anjing peliharaan.


2. Wolfdog




Ada banyak perkembangbiakan yang menyilangkan antara serigala dan anjing lokal, termasuk wolfdog yang berasal dari Ceko-Slovakia—merupakan persilangan antara anjing gembala Jerman dan Serigala Carpathia,  dan Saarlos Wolfhound—persilangan antara anjing Gembala Jerman dengan serigala dari  McKenzie Valley. Mungkin jenis Wolfdog yang terkenal adalah yang ada dalam tulisan fiksi Jack London, White Fang. 

Karakter yang dimiliki oelh Wolfdog diantaranya adalah susah diterka, dan bereaksi terhadap situasi seperti serigala dan anjing. Mereka tercatat suka menyerang manusia khususnya anak-anak kecil, yang dianggapnya sebagai mangsa. Serigala Anjing ini tidak diperbolehkan di Negara Norwegia.


3. Neapolitan Mastiff




Anjing jenis Neapolita Mastiff atau juga Neo, berasa dari daratan Itali, yang dahulu digunakan sebagai anjing gladiator (petarung) di arena Coloseum. Mereka juga digunakan sebagai anjing perang oleh militer Romawi. Saat ini, mereka biasa digunakan sebagai anjing penjaga rumah. Penampilannya sangat mencolok, memiliki berat tubuh jantannya mampu mencapai 200 pon. Anjing jenis ini dilarang untuk dipelihara di Singapura, bahkan di Romania Anda harus memiliki sertifikasi yang menyatakan psikologi anda sehat.


4. Bandog




Kata ‘Bandog’ telah digunakan semenjak abad pertengahan dan digunakan untuk menggambarkan sejenis anjing besar yang tidak dirantai dan bertugas sebagai penjaga properti. Namun Bandog modern sekarang ini sudah tidak murni lagi secara genetika, mereka telah dicampuri oleh Pit Bull terriers dan beberapa jenis Mastiff. Jenis ini dikembangbiakan pada tahun 2960’an, oleh seorang pecinta binatag, John Swinford. Salah satu anjing John yang terkenal adalah Bantu—galak, tangguh, dan gigi dalam sebuah pertarungan. Beratnya mampu mencapai 80-hingga 150 pon. Anjing jenis Bandog ini dilarang di negara manapun.


5. American Bulldog



Dilarang untuk dimiliki, dikembangbiakan di Singapura, Denmark dan beberapa kota besar lainnya, anjing American Bulldog ini merupakan anjing asli berasal dari pedalaman selatan Amerika, yang digunakan sebagai anjing penjaga peternakan. Mampu menangkap dan mengalahkan babi hutan liar yang bertaring tajam, menggusur serta mengangkatnya walaupun babi itu seberat ratusan pon. Ia adalah petarung yang buas, kekuatan rahangnya luar biasa hingga menggigit dan merobek lawannya dengan erat. Beratnya mampu mencapai 70 hingga 120 pon, bahkan bisa lebih dari itu. 

Sumber Artikel : http://terselubung.in/5-jenis-anjing-yang-dilarang-ditangkarkan-di-dunia/
Sumber Foto : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio4vIQDFxUDDz_2WKtLkalDP45dqPquPb_DV0g0ESQYr0aruF7K-CxR1-3Oopbavh44HlKFcnfL8ga2MqXyijiuRTqJq7RACSguLtpPMb5txsY-I2hptkpRB78PZM99Ryd4JfyjJkNAw/s1600/5.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqymyn47cZAihBiEpL4maw492O_7o5v-JGfgUo3cbyTAwRdNDBTF8dWTtHm4TryBQ2e2Qjck9JdaMNtmSwlWVWjM6Vz7sSbGcjng4_aQ7F3xZ4ZOljKgDiklliajeQf_9Woh7MteD1fw/s1600/4.jpg 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdOlDAsi1oL4YuEVGBN59Si8G2gy5pI-yvwVuvQ6UF4d5909pyXDaXYa__PROOv7pWxFlLngsgfhd52Rc5uXgvpza0ESD5MqDypr2BQsmLchnSzPkbO_bPLYuwZgpn10-VQzUScn8tJA/s1600/3.jpg 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiToq60skpexBxHev-95DYWq8sVjDpuUzLqv94zBphf21cEbWO_ShPdx-wpMT7wVtusEo8kq0AUtOQRr4A_31jgQsuGU3s39HLsxUn3kt9gUSwGi5Aq74u7ccdda8exlpRYaD20b9eC9w/s1600/2.jpg 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVN-NUzGj32zngVJJYvwBNZ-mx98O0XX75TASpomzb5IHOQ-iVykPraYLcQ2UnX9OuX4T-OW_MGeeGfQB6ZDX1DLp6o10463HbQT6Bmt_ULQPSsYOeElp29cEkTVKDsYW1SwtjtqVjtA/s1600/1.jpg 

Ras Anjing Terlangka Mendiami Papua

Memang betul kaya negeri ini. Beragam flora dan sumber penghidupan tumbuh di tanah ini. Begitupun fauna, ribuan spesies unik mendiami belantara kepulauan kita. Termasuk spesies langka satu ini, ras anjing yang tak kalah unik dengan burung beo dan komodo khas negeri ini.

New Guinea Singing Dog (Canis lupus hallstromi)
Salah satu ras anjing terlangka di dunia. Sesuai dengan namanya yang kalau diterjemahkan berarti Anjing Bernyanyi dari Nugini, keunikan ras ini memang dari kemampuannya mengeluarkan suara lengkingan seperti serigala. Banyak asumsi yang menyimpulkan bahwa nyanyian ini adalah sifat bawaan mereka karena mereka termasuk ras anjing primitif yang kekerabatannya masih dekat dengan serigala dan anjing liar australia (dingo).


Habitat aslinya adalah hutan-hutan di pulau Papua dengan pegunungan di ketinggian diatas 180 meter dan hidup di dataran hutan yang terjal. Habitat ini memungkinkan anjing ini menjadi lincah, lentur dan membuatnya mampu memanjat pohon layaknya seekor kucing.
Anjing ini bukanlah tipe anjing keluarga atau anjing rumahan, sifatnya yang masih primitif membuat anjing ini independen seperti kucing dan sedikit liar. Walaupun mereka dapat dilatih, namun mereka terkadang mengabaikan perintah dari pemilik dan melakukan hal lain yang mereka mau (karena sifat independen mereka), dan harus saya katakan lagi, sifat ini hampir mirip dengan kucing.
Ciri-ciri utama ras ini secara fisik memiliki tinggi rata-rata 43 cm dan berat rata-rata 12 kg. Warna bulu merah keemasan, coklat, hitam, atau belang dengan salah satu dari ketiga warna tadi dengan warna putih di bawah leher, ekor dan kaki bagian bawah.
 
Sayangnya, ras langka ini diperkirakan hanya tinggal 100 ekor yang tersisa di konservasi, dan lebih sedihnya, konservasi tersebut bukanlah di Indonesia, tetapi di Amerika Serikat. Upaya untuk mencari dan menangkap anjing ini di belantara Papua untuk di bawa ke konservasi di Amerika dan dikembangbiakkan disana pernah dilakukan pada tahun 1993-1994, namun usaha ini sia-sia, mereka tidak menemukan spesies ini di Papua.

Mudah-mudahan ras ini masih tetap eksis di dunia dan darisini kita bisa belajar untuk menjaga agar jangan ada lagi mahluk Tuhan yang punah di negeri ini dan dunia.



Sumber Artikel : http://www.kompasiana.com/abetobing/ras-anjing-terlangka-ada-di-indonesia_54ff9c1fa33311194d510859
Sumber Foto :https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQMAYbrMLHgGtfAywRImkU43UabuB_V-VbGBdxyWc0dvUNx0Hvd
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxMTEhUTExMVFhUXFxUXFxUVGBUVGhcYFhcWFxUXFxYYHSggGBolHRUV
Sumber Video : https://youtu.be/mwxV1wbBrfU